Harga Rp. 70.000,-
Buku biografi Donny Fattah : 40 Tahun Dalam God Bless,
Bersama Godbless, Untuk Godbless. Buku ini menceritakan kisah perjalanan hidup
salah satu legenda musik Indonesia “Donny Fattah”.
Jalan berliku melewati tragedi, kehilangan sahabat,
menemukan sahabat, bergelut menembus prahara, sampai akhirnya menemukan kembali
pelabuhan cinta.
Menetapkan jalan di Amerika karena satu kalimat yang
menyentak, “Why did you runaway?”. Memantapkan keyakinan di Mekkah setelah
“disentil” oleh Yang Maha Kuasa.
Mengalami fase “kelahiran kembali”….
40 tahun mengabadikan diri bersama band rock legendaris
Godbless. Perjalanan seorang Donny Fattah. Bukan hanya sebagai musisi, tapi
sebagai seorang suami. Sebagai seorang ayah.
Sebagai seorang sahabat. Sebagai insan dengan jalan hidupnya
yang penuh warna.
Buku ini ditulis oleh Asriat Ginting. Buku ini adalah buku
pertama yang ditulis oleh Asriat, sejak awal 2000-an ia sudah rajin menulis
tentang Godbless di blognya: asriat.multiply.com. Sebelumnya, Asriat juga
pernah menyumbang dua artikel untuk buku MUSISIKU yang diterbitkan oleh KPMI
(Kelompok Pencinta Musik Indonesia), yaitu tentang Clover Leaf dan Nidya
Sisters. Namun tulisan-tulisannya tentang Godbless-lah yang membuatnya dikenal,
dan banyak menjadi acuan orang untuk lebih mengenal band legendaris yang tahun
ini berusia 40 tahun tersebut. Pengetahuannya yang mendalam mengenai klasik
rock, ditambah kedekatannya dengan Godbless, membuat tulisan-tulisan Asriat
Ginting begitu detail dan deskriptif. Selain itu, ada satu kelebihan lagi dari
Asriat: tulisan-tulisannya yang terasa begitu nyata, sehingga kita yang membaca
seolah merasa ikut hadir di dalam peristiwa-peristiwa yang ia kisahkan.
Tahun 2012, berangkat dari keprihatinan mengenai kurangnya
buku biografi yang mengangkat legenda-legenda musik Indonesia, Asriat Ginting
muncul dengan ide untuk menulis biografi tentang Donny Fattah, pemain bass
group rock legendaris Godbless, yang saat itu baru pulih dari operasi jantung
yang beliau jalani. Mengapa Donny Fattah?
“Beliau bukan hanya salah satu pilar yang menyangga
Godbless, namun juga salah satu lirikus rock terbaik yang dimiliki negeri ini.”
Jawabnya. “Dan entah kenapa, saya merasa begitu dekat dengan beliau, mungkin
karena seringnya kami mengobrol, atau mungkin juga karena tanggal lahir kami
yang hanya berbeda 3 hari.” Tambahnya lagi.
Selain menjadi pengajar Bahasa Mandarin, Asriat Ginting saat
ini juga menjabat sebagai pengurus GBC (Godbless Community) – kelompok
penggemar Godbless yang resmi diakui oleh manajemen band tersebut. Di sela-sela kesibukannya, Asriat masih
menyempatkan diri mendokumentasikan pertunjukan-pertunjukan Godbless,
berkeliling dari satu panggung ke panggung lainnya.
“Negeri ini masih belum bisa menghargai legenda-legenda
musiknya,” ucap Asriat pada suatu waktu. “Kalau bukan kita sendiri yang
memulainya, siapa lagi?”
Terima kasih kpd mas Kairyadi Halim yg beralamat di Batujajar Permai - Padalarang, atas orderannya, ditunggu orderan berikutnya.
BalasHapusTerima kasih kpd mas Kairyadi Halim yg beralamat di Batujajar Permai - Padalarang, atas orderannya, ditunggu orderan berikutnya.
BalasHapus